KOPLING






KOPLING SEMI OTOMATIS

Kopling jenis ini bekerja berdasarkan adanya gaya sentri fugal saat mesin bekerja.
Sehingga untuk kopling otomatis tidak perlu lagi menggunakan handle kopling seperti halnya
kopling manual.
BAGIAN-BAGIAN UTAMA KOPLING OTOMATIS :
1. Clutch Outer.
2. Drive Plate.
3. Clutch Weight
4. Clutch Center.
5. Drive Gear Outer.
6. Clutch Plate.
7. Clutch Disc.
8. Ball Retainer.
MEKANISME KERJA KOPLING SEMI OTOMATIS

Susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling otomatis, akan menempatkan kampas kopling dan plat kopling merenggang, hal ini berbeda dengan susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling manual, dimana antara plat dan kampas kopling merapat. Pada saat mesin putaran langsam, kampas dan plat kopling masih merenggang, sehingga putaran mesin dari poros engkol belumPada saat perputaran mesin bertambah, gaya sentrifugal bekerja pada Clucth Weight sehingga Weight (bandul) bergerak menekan Clutch Plate, hal ini akan menghasilkan merapatnya kampas dan plat kopling, sehingga putaran mesin dari poros engkol akan dihubungkan ke TRANSMISSI dan akan dilanjutkan ke roda belakang. Pada saat kendaraan sedang berjalan, proses pemindahan gigi adalah sebagai berikut : Sewaktu pedal Versneling (Transmisi) ditekan, handle kopling akan memutar lifter cam, sehingga posisi peluru pada Ball Retainer yang merapat dengan lifter cam akan berpindah tempat. Hal ini akan menyebabkan lifter cam terdorong dan selanjutnya akan mendorong Clutch Outer. Akibat terdorongnya Clucth Outer maka posisi Clutch Plate yang sedang ditekan oleh bandul, bergerak menjauhinya, hal ini akan mengakibatkan plat dan kampas kopling kembali merenggang, sehingga pengoperan gigi dengan mudah dapat dilakukan, karena akibat merenggangnya kampas dan plat kopling, hal ini berarti putaran poros engkol ke Transmisi terputus. terhubung menuju TRANSMIS  dan roda belakang. Apabila tekanan pada pedal Versneling dilepas kembali maka Outer Clutch kembali pada posisi semula, dan bandul kembali menekan Clutch Plate, sehingga plat dan kampas kopling kembali merapat, dan putaran poros engkol kembali dihubungkan ke Transmisi.

 KOPLING GANDA
Kopling ganda terdiri dari Kopling Primer yang bekerja berdasarkan gaya Sentrifugal dan Kopling Sekunder yang bekerja secara KONVENTIONAL atau disebut juga SHIFT CLUTCH.
Bagian-bagian Kopling Primer :
a. Clutch Shoe (Sepatu kopling) yang berputar mengikuti poros engkol.
b. Clutch Drum (Rumah Kopling) yang berhubungan dengan kopling conventional.

MEKANISME KERJA KOPLING GANDA
Pada saat poros engkol berputar rendah (mesin putaran langsam), Clutch Shoe belum mengembang,
karena masih tertahan oleh per, dengan demikian Clutch Drum pun belum berputar pada saat putaran mesin mulai meninggi, maka Clutch Shoe mulai mengembang karena adanya gaya sentrifugal, dengan mengembangnya Clutch Shoe maka Clutch Drum akan ditekan (seperti pada proses rem Tromol), sehingga Clutch Drum akan berputar yang akan meneruskan putarannya ke kopling Sekunder, dan kopling Sekunder akan melakukan proses, seperti halnya kopling manual yang telah dijelaskan. Kopling ganda digunakan pada sepeda motor Honda type Cub, dengan tujuan untuk mengatasi hentakan pada saat sepeda motor masuk gigi satu pada awal start.

KOPLING FULL CLOAT

Yaitu kopling yang bekerja secara manual yang dilakukan penekanan oleh filter, saat si pengendara
menekan handle kopling.
BAGIAN-BAGIAN UTAMA KOPLING MANUAL
1. CLUTCH OUTER - Berputar mengikuti putaran poros engkol
2. CLUTCH DISK - Berputar mengikuti Clutch outer (KAMPAS KOPLING)
3. CLUTCH CENTER - Berputar mengikuti MainShaft
4. CLUTCH PLATE - Berputar mengikuti CLUTCH CENTER (PLAT KOPLING)

MEKANISME KERJA KOPLING FULL CLOAT

Pada saat handle kopling ditekan Clutch Lifter menahan Pressure Plate melalui lifter plate, hal ini akan menghasilkan terjadinya kerenggangan antara plat kopling dan kampas kopling, sehingga putaran mesin menuju Transmisi dan Roda belakang terputus. Proses berikutnya adalah, gigi Transmisi dimasukan,  kemudian handle kopling dilepas secara perlahan-lahan pada saat tersebut terjadi plat dan kampas kopling kembali merapat secara perlahan-lahan, sehingga putaran mesin menuju Transmisi kembali dihubungkan untuk selanjutnya diteruskan ke roda belakang melalui rantai roda.

CVT
Apa itu CVT? CVT atau biasa disebut transmisi otomatis adalah sistem transmisi yang digunakan pada motor matic dengan menggunakan sistem pemindahan roda-roda gigi secara otomatis. Di dalam CVT terdapat 3 komponen penyusun utama untuk menggerakkan mesin motor yaitu : 1. Drive Pulley ( puli primer) yang dihubungkan langsung ke mesin sepeda motor 2. Driven Pulley ( puli sekunder ) yang dihubungkan langsung ke roda belakang 3. V-belt ( sabuk berbentuk V) yang menghubungkan puli primer dan puli sekunder Dua buah puli tersebut memiliki mekanisme penggerak yaitu kopling sentrifugal yang mengatur pergeseran masing-masing puli secara continue dan berdasarkan pada tinggi rendahnya putaran mesin motor. V-belt yang menghubungkan kedua puli memiliki fungsi membantu sistem penggerak dari putaran mesin ke sistem penggerak roda bagian belakang. Bentuk dari v-belt yaitu sabuk berbentuk huruf V, dan ini fungsinya agar kemampuan grip antara sabukdan puli bisa optimal. Cara Kerja CVT Berdasarkan dari fungsi sistem CVT itu sendiri yang mampu menggerakkan sistem transmisi motor dari tenaga putaran mesin dari drive pulley yang dihubungkan ke driven pulley oleh v-belt, cara kerja dari sistem CVT motor matic adalah sebagai berikut : 1. Putaran Mesin Stasioner Pada saat putaran mesin stasioner atau rendah gaya centrifugal dari unit kopling belum bisa mengalahkan tegangan pegas, dan sepatu gesek tidak mampu memutar rumah kopling. Hal ini menyebabkan putaran mesin dari transmisi diam padaunit kopling centrifugal. Karena kopling centrifugal belum bekerja dan tenaga putaran mesin diam, mnyebabkan sepeda motor tidak berjalan. 2. Putaran Mesin Meninggi Saat putaran mesin dinaikkan mencapai 3000 rpm, sepatu gesek mengalami gaya centrifugal yang cukup besar. Akibatnya, sepatu kopling akan menempel dengan rumah kopling dan dapat meneruskan tenaga putran mesin ke sistem penggerak roda belakang. Dalam hal ini motor mulai berjalan. 3. Putaran Mesin Menengah Sesudah motor mulai berjalan, putaran mesin semakin naik hingga kecepatan menengah. Gaya centrifugal yang diterima roller pemberat puli primer menjadi besar sehingga membuat roller menekan puli geser untuk bergerak menyempit dan mendorong v-belt ke bagian diameter puliprimer yang lebih besar. V-belt yang berputar membuat diameter pada bagian puli sekunder mengecil yang menyebabkan rasio transmisi menjadi mengecil dan laju kecepatan motor menjadi meningkat. 4. Putaran Mesin Kecepatan Tinggi Saat melaju dengan kecepatan tinggi gaya centrifugal yang tadi membuat roller pada drive pulley menekan puli kearah menyempit. Dengan kondisi seperti ini akibat dari tarikan v-belt pada puli sekunder yang semakin besar membuat diameter puli sekunder semakin mengecil dan rasio trasnmisi juga semakin kecil. Hal ini sekaligus menyebabkan motor melaju dengan kecepatan tinggi. 5. Saat Motor menanjak atau Membawa Beban Berat Pada kondisi motor berjalan menanjak atau sedang membawa beban berat dibutuhkan torsi yang besar agar motor bisa tetap melaju. Keadaan seperti ini membuat motor melaju pada kecepatan rendah, namun membutuhkan torsi yang besar. Biasanya torsi yang dibutuhkan besar dengan memaksa rasio transmisi menjadi besar dan memperoleh perbandingan putaran mesin yang ringan.

Komentar

  1. mbobet.com.my live dealer casino login on
    mbobet.com.my live dealer casino login on ios.live Iphone. Phone. Website. youtube mp3 Site. Site.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARBURATOR TPFC

MOTOR BAKAR 2 TAK